Ponpes Darul Muhsinin

Tempat Tumbuhnya Pemimpin Qur’ani dan Berakhlak Karimah

Tauhid Uluhiyah: Hanya Allah Pusat Segala Ibadah Sejati

Di antara pilar keimanan, Tauhid Uluhiyah menempati posisi sentral. Ini adalah keyakinan bahwa hanya Allah SWT yang berhak disembah dan diibadahi secara mutlak. Memahami Tauhid Uluhiyah berarti mengarahkan setiap bentuk penghambaan, ketaatan, dan kecintaan hanya kepada-Nya, menjadikan-Nya pusat dari segala ibadah sejati dalam hidup kita.

Tauhid Uluhiyah adalah tujuan utama penciptaan manusia dan jin. Allah berfirman dalam Al-Qur’an bahwa mereka diciptakan semata-mata untuk beribadah kepada-Nya. Ini menegaskan bahwa hidup kita seharusnya berpusat pada ketaatan dan pengabdian penuh kepada Sang Pencipta.

Setiap bentuk ibadah, baik lahir maupun batin, harus ditujukan hanya kepada Allah. Salat, puasa, zakat, haji, doa, tawakal, harapan, rasa takut, dan kecintaan — semuanya harus murni dipersembahkan kepada-Nya. Ini adalah esensi dari Tauhid Uluhiyah yang tidak boleh dicampuri dengan kesyirikan.

Jika kita memahami Tauhid Uluhiyah dengan benar, kita tidak akan pernah memohon kepada selain Allah. Kita tidak akan bergantung pada jimat, dukun, atau kekuatan mistis lainnya. Segala harapan dan permintaan hanya akan kita panjatkan kepada Yang Maha Kuasa dan Maha Mengabulkan doa.

Cinta yang paling agung harus ditujukan kepada Allah. Cinta ini harus melebihi cinta kita kepada siapa pun di dunia. Kecintaan ini mendorong kita untuk selalu taat pada perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, sebagai wujud pengagungan terhadap-Nya.

Tauhid Uluhiyah juga berarti menjadikan syariat Allah sebagai satu-satunya pedoman hidup. Kita meyakini bahwa hukum Allah adalah yang terbaik dan paling adil. Ketaatan pada syariat-Nya adalah implementasi nyata dari pengakuan kita akan hak-Nya untuk diibadahi secara penuh.

Kehidupan seorang Muslim yang menghayati Tauhid akan senantiasa dalam ketenangan. Mereka tahu bahwa segala sesuatu datang dari Allah. Tidak ada kekhawatiran berlebihan terhadap dunia, karena hati mereka telah tertambat pada Dzat Yang Maha Mengatur.

Ini juga menumbuhkan rasa syukur yang tak terhingga. Setiap nikmat yang diterima, baik besar maupun kecil, disadari sebagai karunia dari Allah. Rasa syukur ini mendorong untuk terus meningkatkan ibadah dan pengabdian kepada-Nya tanpa henti.

Tauhid Uluhiyah: Hanya Allah Pusat Segala Ibadah Sejati
Kembali ke Atas