Gerakan keberlanjutan kini merambah ke berbagai sektor, termasuk pondok pesantren. Konsep Pesantren Ramah Lingkungan bukan lagi sekadar wacana, melainkan sebuah tren pengembangan yang menggabungkan nilai-nilai keagamaan dengan kesadaran ekologis. Ini bertujuan menciptakan lingkungan belajar yang sehat dan mendidik santri untuk menjadi agen perubahan dalam pelestarian alam.
Penerapan prinsip Pesantren Ramah Lingkungan mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan sampah, konservasi energi dan air, hingga praktik pertanian organik. Banyak pesantren yang kini aktif mengelola sampah organik menjadi kompos untuk pupuk, serta mendaur ulang sampah anorganik. Penggunaan panel surya sebagai sumber energi alternatif atau instalasi biopori untuk resapan air juga mulai banyak ditemukan. Ini semua adalah langkah konkret untuk mengurangi jejak karbon pesantren dan mengajarkan santri pentingnya hidup selaras dengan alam.
Salah satu contoh sukses dari inisiatif ini adalah Pondok Pesantren Hijau Al-Ihsan di Jawa Barat. Pada tanggal 15 Mei 2025, pesantren ini meresmikan instalasi pengolahan air limbah domestik yang inovatif, mampu mengolah limbah kamar mandi menjadi air bersih untuk menyiram tanaman dan kolam ikan. Proyek ini didukung penuh oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Bapak Ir. Budi Santoso, selaku Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) setempat, memuji inisiatif pesantren yang menjadi percontohan bagi komunitas lain. Beliau menyatakan, “Pendekatan Pesantren Ramah Lingkungan ini adalah teladan nyata bahwa pendidikan agama dapat bersinergi dengan keberlanjutan.”
Di sisi lain, Pesantren Ramah Lingkungan juga mendorong praktik pertanian organik di lahan pesantren, mengajarkan santri tentang budidaya tanpa pestisida kimia. Hasil panen, seperti sayuran dan buah-buahan, tidak hanya dikonsumsi sendiri tetapi juga dipasarkan, memberikan pengalaman ekonomi berkelanjutan. Pada hari Rabu, 10 Juni 2025, Pondok Pesantren Agrobisnis Al-Barokah di Jawa Timur mengadakan pelatihan penanaman bibit hidroponik untuk santri dan masyarakat sekitar. Pelatihan ini dipandu oleh seorang ahli pertanian, Ibu Siti Aminah, M.Agr., dan dihadiri oleh Kepala Desa setempat.
Pemerintah juga memberikan dukungan terhadap pengembangan Pesantren Ramah Lingkungan. Pada tanggal 20 Juli 2025, Kementerian Agama bersama Kementerian Pertanian mengadakan workshop nasional tentang “Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Berbasis Pesantren Ramah Lingkungan” di Jakarta. Workshop ini diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang mendukung lebih banyak pesantren untuk mengadopsi praktik-praktik berkelanjutan. Dengan demikian, pesantren tidak hanya mencetak ulama dan cendekiawan, tetapi juga generasi yang peduli terhadap kelestarian bumi dan mampu menjadi pionir dalam gerakan keberlanjutan.
